Oleh :

Muhammad Haris[2]

Berat! Kelas berat! Kiranya, kalimat ekspresi saya biasa saja. Tidak berlebihan. Iya. Unsur subyektifitas banget nih. Murni pemahaman sendiri. Atas dasar interpretasi dan analisa sendiri. Tidak menggunakan teori.

Menurut saya, kalimat atau judul tersebut, merupakan sesuatu yang berat. Pada umumnya kata produksi itu -erat, urut, runut, terikat, terkait- sangat dekat dengan industri. Misalnya nih, produksi makanan, minuman, obat, barang atau pun lainnya.

Apa yang Anda bayangkan? Ceritakan! hehe.. Menjadi pertanyaan saya terhadap Anda, yang sudah berkenan untuk membaca tulisan sederhana ini. Mohon maaf, kalau Anda merasa tulisan ini tidak menyenangkan, saya harap Anda jangan melanjutkan. Lebih baik, selesai sampai sini. Tidak ada maksud apa pun. Ringkasnya, tidak ada paksaan dalam membaca tulisan saya. Lha, ini point of clarification. hehe..

Ini benar-benar tidak umum! Kenapa? Menurut pendapat dan pemahaman saya, istilah produksi dikolaborasi dengan ilmu -produksi ilmu- seperti menjadi kaku, terpaku serta membuat seseorang menjadikan pandangan mata tidak karuan, dibarengi dengan kulit jidat berkernyit. Ini terjadi pada saya loh ya. hehe.. Tidak berlaku untuk Anda.

Namun, jika ada yang sama dengan ekspresi saya, boleh-boleh saja. Boleh jadi, Anda biasa saja. Baik-baik saja. Bisa jadi, sebaliknya. Merasa tulisan ini tidak penting. Membuat Anda tidak ingin melanjutkan bacaan tulisan saya. Whokkkkkkkkkkkey. Monggo. Sampai sini wae baca tulisannya. Apalagi kalau Anda merasa bahwa tulisan ini terlalu terbelit-belit, muter-muter, mblunder,  terlalu basa-basi. Mangga atuh, sok komen naon weh, teu nanaon. Itu tidak masalah, yang penting saya ingin berkah. Tidak ingin membuat masalah.

Tapi, semuanya terserah Anda. Saya hanya ingin menulis, tak ingin ditulis! Saya sangat setuju dan meyakini dengan statement bahwa setiap tulisan akan menemukan  pembacanya. Tentunya, pembaca setianya atuh euy. Meskipun (diam-diam) tidak ngefans ke saya. Ini point. hehe..

By the way, ketika Anda membaca judul diatas, apa yang Anda bayangkan? Kalau malu, tidak perlu Anda ceritakan. hehe.. Saran saya, jangan Anda pikirkan dan mengambil kesimpulan atas pemahaman Anda loh ya? heem..

Eits, sebelum Anda melanjutkan membaca tulisan ini, saya harap Anda dalam keadaan tidak sedang mengantuk, lelah, letih dan lesu. Saya juga menyarankan Anda tidak dalam keadaan membaca dengan tiduran, terlentang atau tengkurap. Jangan! Meskipun saya bilang begitu. Ini tergantung selera Anda, gaya Anda, terserah posisi Anda, enaknya bagaimana. Saya tidak ingin Anda merasa keberatan ketika membaca tulisan ini. Saya ingin tulisan ini menyenangkan untuk Anda dan menuai keberkahan untuk saya.

Boleh jadi, Anda ada yang sedang membayangkan atau langsung bertanya-tanya. Apa sih maksud dari produksi ilmu itu?  Kok ada ya, istilah begitu! Meski dalam hati. hehe.. Sebenarnya saya takut untuk menuliskan hal ini. Diantaranya adalah takut salah paham dan repotnya lagi terjadi kesalahpahaman yang berujung pada kesesatan. hehe..

Jadi begini, saya jelaskan pelan-pelan kepada Anda. Kalau perlu, Anda baca ulang deh tulisan ini dari atas. hehe.. Judul tersebut merupakan ide, gagasan serta turunan atas kebijakan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Republik Indonesia. Disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA. Disela-sela kesibukannya, saya yakini beliau benar-benar sangat ingin menjelaskan point penting pada gagasan tersebut. Beliau jelaskan dengan ringan, bahasa padat berisi. Sekaligus memberi arahan terkait dengan kebijakan beliau pada pembukaan Seminar Bantuan Penelitan Pengabdian Kepada Masyarakat di Bekasi 27-29 Juli 2017.

Saya harap Anda tidak berhenti membaca tulisan ini. Akan ada tulisan lanjutan, yang saya hadirkan.

Lha kok begini? Ujug-ujug selesai! Terus, maksudnya apa nih? Tidak mau buat masalah, tapi kok diujung tulisan belum ketemu apa yang dimaksud dengan produksi ilmu? Sudah capek-capek baca, eh ujung-ujungnya tidak ada kesimpulannya. Wes, pokoke kapok.

Eh, coba Anda tenangkan fikiran! Tarik napas pelan-pelan, keluarkan pelan-pelan, penuh penghayatan, perasaan serta ketulusan tanpa kepala kepanasan. Dan Anda duduk tenang. Terus, baca ulang. Iya Anda baca ulang dah. Hai, mana nih penulisnya? Mana orangnya? Ini orang kok nekat banget buat tulisan tanpa kesimpulan?

Hallllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllllloouwwwwww.

[1]Deskripsi serta refeleksi setelah mengikuti Seminar Proposal Bantuan Pengabdian Pengabdian Kepada Masyarakat 27-29 Juli 2017 di Bekasi.

[2]Dosen Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Jawa Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *